17 September, 2008

Supporter Lil9 (Lil Nine)


Keterangan gambar :
Ibu Anita (Chacha), Ibu Evie (Rico), Ibu Mieke (Rifqy), Ibu Yuli (Uyes), Ibu Sonya (Fadhil), Ibu Pramitha (Irfan), Ibu Ria (Novie) pada saat mengantar putra putri Lil9 tampil di Atrium Supermall, hari Sabtu 13 September 2008 (masih ada dua ibu lainnya yang tidak ada di gambar – lagi ke toilet kali?)



Lil9 (Lil Nine) bisa tampil dengan kompak tentu ada para pendukung (supporter) yang selalu setiap saat memberikan dukungannya dalam setiap penampilan di panggung. Inilah mereka para ibu yang selalu meluangkan waktunya dan membela dengan sepenuh hati agar putra putrinya bisa tampil sempurna.

Pentas Peringatan Nuzullul Quran SD Kreatif


Keterangan gambar :
Tampil sebagai pembuka acara, Lil9 Cowo’ membuka dengan lagu berjudul “Siapa Suka Sedekah”


Personil Lil9 (Lil Nine) cowo’ sedang beraksi di Sekolahnya sendiri (SD Kreatif Muhammadiyah 16 Surabaya) ketika memperingati Nuzullul Quran 1429H, pada hari Selasa, 16 September 2008. Dihadapan seluruh siswa sekolah mulai kelas 1 sampai dengan siswa kelas 6 dan seluruh guru sekolah, mereka tampil dengan ceria menghibur para penonton yang antusias.

Personil Lil9 (Lil Nine)


Keterangan gambar :
Setelah pentas di Atrium PTC Surabaya, dalam event Moment of Purity hari Sabtu, 13 September 2008.
Duduk dari Kiri ke Kanan : Icha, Dinda, Uyes, Rico, Rifqy, Irfan
Dibelakang dari Kiri ke Kanan : Chacha, Novi, Fadhil


Inilah para Personil lengkap grup Lil9 (Lil Nine). Mereka adalah siswa sekolah SD Kreatif Muhammadiyah 16 Surabaya, kelas 4. Di sela-sela pelajaran sekolah, di hari Sabtu (saat sekolah libur) mereka menyempatkan diri untuk menambah kemampuan kreatifnya, khususnya dalam bidang seni suara. Dilatih khusus oleh guru musik Eksternal yang spesial dalam olah seni irama Hip Hop, yaitu Mr. Ryan dan Mr. Dino, dan dimonitor langsung oleh Mr. Eko dan Mr. Heru sebagai guru di SD Kreatif. Lirik lagu Hip Hop yang dinyanyikan oleh Lil9 dalam irama Islami, senada dengan suasana puasa di bulan Ramadhan 1429H. Sampai dengan saat ini sudah 9 (sembilan) lagu yang sudah fasih dinyanyikan, dan sudah tampil dalam beberapa event acara.

02 September, 2008

Berita Jawa Pos 26 Juni 2008




[ Jawa Pos Kamis, 26 Juni 2008 ]
Little Nine, Ekstrakurikuler Hip Hop ala Sekolah Kreatif SD
Lirik Tetap Islami dan Khas Anak-Anak

Sekolah kreatif SD Muhammadiyah 16 punya ekstrakurikuler yang sesuai dengan spirit mereka, kreatif. Sekolah itu bisa menjadikan hip hop, musik ingar-bingar yang rancak, menjadi irama yang pas untuk anak-anak yang religius.

EKO PRIYONO

SUARA musik hip hop mengalun keras dari ruang bermain di lantai dua gedung belajar SD Muhammadiyah 16. Di ruang berukuran 4 x 4 m tersebut, sepuluh siswa ekspresif berjoget mengikuti suara musik menggetarkan itu.

Setiap siswa memeragakan gaya berbeda. Ada yang mengangkat satu kaki dengan terkepal sembari memiringkan tubuh. Ada pula yang berjoget sederhana serta menggerakkan tubuh ke kiri dan kanan sambil satu tangannya seolah-olah memegang mik, sedangkan tangan lainnya lurus ke samping.

Saat beraksi, siswa kelas III tersebut terkadang menyanyi bersama dalam nada berbeda. Sebagian mengambil suara rendah dan lainnya bernyanyi dengan suara tinggi. Sesekali, sebagian siswa menyelingi alunan nada itu dengan lirik-lirik khas sehingga lagu terasa ramai. Ada pula siswa yang hanya meneriakkan (shout) kata terakhir pada baris-baris lagu.

Aktivitas tersebut merupakan salah satu latihan grup hip hop Little Nine yang kini menjadi salah satu andalan SD Muhammadiyah. "Kami latihan tiap Sabtu," kata Heru Cahyono, manajer produksi Little Nine.

Meski rata-rata siswa masih berusia sepuluh tahun, mereka piawai menyanyikan lagu bernuansa nge-rap itu. Musik hip hop di sekolah tersebut baru berumur dua bulan. Ide awalnya adalah keinginan membuat ekstrakurikuler yang berbeda. Mulanya, mereka akan membuat kasidah atau gambus yang identik dengan keislaman. Namun, dua jenis musik itu bukan hal baru dan sering ditemui di sekolah lain.

Akhirnya, sekolah mengambil aliran musik hip hop. Liriknya disesuaikan dengan dunia anak-anak. "Sehingga, anak-anak mudah menghafal dan menyanyikannya," tutur Heru. Dia juga tidak ingin meninggalkan corak agamais. Karena itu, liriknya mengandung pesan dan cerita yang terkait dengan agama.

Selain itu, lagu hip hop memiliki kesan bersemangat dan memunculkan banyak ekspresi. Prinsip team work dalam membawakan lagu pun menjadi salah satu alasan. Sebab, jenis lagu hip hop akan sangat sulit dinyanyikan jika penyanyi tidak kompak.

Saat ini, sekolah yang berada di Jl Barata Jaya II a itu memiliki empat lagu. Antara lain, Pulang Kampung, Doa Makan, Hore, dan Sahur. Lagu Pulang Kampung dan Doa Makan dinyanyikan oleh Little Nine cewek. "Lagu tersebut lebih bernuansa slow, cocok dengan karakter cewek," ucapnya.

Sedangkan lagu Hore dan Sahur yang memiliki karakter nada cepat dan lebih sering bergoyang dinyanyikan oleh Little Nine cowok. Rencananya, dalam album pertama, Little Nine menyanyikan sembilan lagu. Jumlah lagu itu pula yang mendasari nama grup hip hop.

Empat di antara lagu tersebut adalah karya guru-guru sekolah itu sendiri. Memang, satu lagu tidak diciptakan oleh seorang guru. Lirik awalnya diciptakan oleh seorang guru, selanjutnya guru-guru lain menambahi. "Katanya kan banyak kepala lebih baik dan sempurna ketimbang satu kepala," jelas dia lantas tertawa.

Sebelum menentukan anggota grup, sekolah menyelenggarakan audisi internal. Seperti jamaknya audisi, para siswa yang tertarik dengan ekstrakurikuler tersebut diminta menyanyi satu per satu di hadapan siswa lain. Jenis lagu diserahkan kepada setiap siswa.

Hanya, saat audisi, siswa diminta menyanyikan satu lagu dengan dua gaya nada. Gaya pertama, siswa bernyanyi dengan nada seperti lagu asli. "Kalau slow, ya slow. Kalau cepat, ya nyanyinya cepat," terang pria yang sebagian rambutnya telah memutih itu. Sedangkan gaya kedua, siswa diminta menyanyikan lagu dengan nada dipercepat. Untuk mempermudah siswa, tim penilai yang terdiri atas guru ekstrakurikuler tersebut membuat ketukan agar siswa mengikuti.

SD kreatif itu ternyata melibatkan pihak luar dalam melatih siswanya bermusik hip hop. Antara lain, Dino Perdana yang juga vokal Nucleus sebagai pelatih vokal dan Anton Surya Atmaja yang bertugas memproduksi musik dari Raen Music Production. "Sebelumnya, kami teman dekat. Akhirnya, kami bekerja sama untuk melatih anak-anak," kata EkoWahyudi, guru ekstrakurikuler di SD tersebut.

Menurut dia, dengan melibatkan banyak orang, pembuatan menjadi semakin mudah. Sebab, setiap orang memiliki tugas sendiri-sendiri. Meski, terkadang mereka saling meminta saran kepada orang lain sebelum menentukan sesuatu, misalnya nada, lirik, beat, dan gaya.

Lajang yang juga koreografer Little Nine itu mengatakan, awalnya sangat sulit membuat anak-anak bisa menyanyikan lagu hip hop. Sebab, lagu tersebut mengandalkan suara penyanyi sebagai daya tarik. Lirik lagu cepat dan panjang juga mudah menghabiskan napas.

Selain itu, gerakan tubuh yang atraktif membuat siswa kesulitan mengatur napas. "Pada awal-awal latihan, anak-anak sering kehabisan tenaga dan napas di tengah-tengah lagu," imbuh alumnus Universitas Muhammadiyah Surabaya tersebut. Karena itulah, siswa sering "mencuri napas". Akibatnya, penampilan menjadi kurang bagus.

Hal tersebut diakui oleh Denisa Auliya. Siswa yang mengaku rumahnya tidak jauh dari sekolah itu harus megap-megap saat latihan. "Sampai serak, Mas," ucapnya sambil memegang leher.

Eko menambahkan, anak-anak cenderung masih malu-malu tampil di depan umum. Karena itulah, dia melatih khusus agar mereka �pede tampil di depan umum. Caranya, siswa disuruh berbaris seraya memejamkan mata. Mereka disuruh membayangkan siapa saja yang ada di depannya.

Dalam kondisi terpejam, mereka disuruh berekspresi sambil sedikit demi sedikit membuka mata. "Lama-lama, mereka tidak gugup lagi saat disuruh tampil," jelas pria yang tinggal di Ngagelrejo Kidul itu.

Soal gerakan, dia tidak mengharuskan siswa melakukan gerakan yang diajarkan. Awalnya, siswa dibebaskan melakukan gerakan apa pun. Eko mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk melatih kreativitas. Jika diajari gerakan tertentu sejak awal, siswa dikhawatirkan terpaku pada yang diajarkan karena takut salah.

Namun, dalam perjalanannya, pengajar memasukkan gaya-gaya tambahan sebagai variasi dari gerakan yang dimiliki siswa. Anak-anak juga diminta berlatih sendiri di rumah menggunakan VCD dari sekolah. "Dari sana, mereka bisa belajar banyak gaya yang dapat dipraktikkan sendiri," terangnya.

Anak-anak juga dilatih memainkan musik big box. Yaitu, memunculkan suara alat musik melalui mulut. Deb..cek..deb..deb..cek..deb. Sebab, sesekali siswa tampil tanpa diiringi suara alat musik. Big box juga berfungsi untuk mengisi waktu jeda antara satu lagu dengan lagu lainnya.

Namun, tujuan utamanya adalah mengalihkan perhatian penonton jika ada anggota grup yang lupa dengan lagu yang dinyanyikan. "Kalau bisa suara big box, pasti sanggup meniru banyak suara hewan," tambahnya sambil memberikan contoh menirukan suara kucing dan kambing.

Untuk melatih olah vokal yang cepat, pengajar menggunakan cara sederhana. Yaitu, mengucapkan huruf B-P-L-R-T yang dibuat cepat. Olah vokal tersebut hampir selalu dilakukan setiap latihan.

Kini, Little Nine telah menyelesaikan rekaman empat lagu. Proses rekaman dilakukan di Praktika Music Studio di daerah Pucang Adi dengan biaya dari orang tua siswa. "Alhamdulillah mereka (orang tua, Red) mendukung kegiatan itu," ungkapnya.

Rencananya, album tersebut di-launching menjelang bulan puasa. Heru menambahkan, penjualan album ke pasaran hanya efek samping ekstrakurikuler hip hop. Tujuan awalnya adalah memberikan keterampilan bermusik hip hop.

Meski baru dua bulan latihan, mereka telah berani tampil di depan umum. Terbaru, mereka tampil dalam musyawarah pimpinan wilayah Muhammadiyah yang dihadiri oleh Dien Syamsuddin pekan lalu di gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim di Jl Kertomenanggal. (*/dos)

Berita Metropolis 01-September-2008

[ Senin, 01 September 2008 ]

Luncurkan Album Dakwah Hip-Hop

Anak-Anak SD Kreatif Muhammadiyah 16

SURABAYA --SD Kreatif Muhamadiyah 16 Surabaya memiliki cara tersendiri dalam mengapresiasi potensi anak-anak didiknya. Cara yang dilakukan dengan membuat grup musik hip-hop yang kemudian dialbumkan.

Salah satu kreatornya, Heru Cahyono, mengatakan, album tersebut merupakan bentuk dari kegiatan ekstrakulikuler siswa kelas 4 SD Kreatif Muhamadiyah 16 Surabaya. Tujuan utamanya untuk mengekspresikan bakat dan kemampuan siswa di bidang musik.

Menurut Heru, lagu anak-anak tenggelam di blantika musik Indonesia. Bahkan, musik dakwah untuk anak-anak hampir hilang. Dalam album tersebut, anak-anak benyanyi dengan musik hip-hop Amerika. Hanya, syair yang dilagukan berisikan syiar agama Islam.

''Kami memilih hip-hop agar mudah ditangkap anak-anak. Yang penting, isi syiarnya sampai,'' tutur Heru.

Heru menjelaskan, album itu sengaja di-launching pada bulan Ramadan, sehingga bisa dinikmati anak-anak. ''Ya, kita isi Ramadan ini dengan syiar agama,'' katanya.

Untuk itu, SD yang berada di kawasan Barata Jaya itu menggandeng salah satu personel grup hip-hop asal Surabaya Nucleus. Personel yang bertugas membimbing dan membuatkan lagu dalam album yang berjudul Siapa yang Suka adalah Anton Surya Atmaja.

Menurut pembimbing yang akrab disapa Raen itu, inti dari pembuatan album itu adalah melatih mental anak-anak. Anak-anak yang awalnya pemalu, kata Raen, menjadi berani bernyanyi dan berjoget ala hip-hop di atas panggung. ''Itu merupakan pembentukan mental dan karakater anak.''

Mendidik anak-anak dengan musik hip-hop, kata Raen, membutuhkan kesabaran. Sebab, karakter setiap anak berbeda. Jadi, mereka harus giat berlatih vokal, artikulasi, gerakan, dan ekspresi bernyanyi ala hip-hop. ''Pada awalnya, mendidiknya sangat sulit. Namun, dengan bantuan guru-guru lain, kami dapat masuk pelan-pelan ke anak-anak itu,'' jelas Raen.

Memang, untuk melatih anak-anak perlu menyesuaikan karakter musik dan liriknya yang sesuai dengan jiwa anak-anak. ''Kami membutuhkan waktu enam bulan hingga anak-anak bisa,'' kata Raen. ''Hasilnya menarik,'' tambahnya.

Album itu berisi sembilan judul lagu. Semua bertema tentang imbauan kepada teman-teman mereka. Di antaranya tentang pentingnya doa sebelum makan, rajin bersedekah, pentingnya bermaaf-maafan, marhaban ya ramadhan, dan lailatul qadar. Album itu dinyanyikan oleh sembilan anak kelas empat. Di antaranya Henrico Ibrahim Kahfi, Muhammad Rifqi, Fadhil, dan Irfan. ''Rencananya album tersebut kami jual ke pasaran dalam waktu dekat,'' kata heru. (al/ari)